Scleropages spp atau Ikan Arwana memang eksotis. Bentuk tubuhnya yang gagah, dan warna sisiknya yang menawan membuat ikan ini banyak digemari orang. Apalagi banyak juga yang meyakini, ikan arwana merupakan ikan keberuntungan. Salah satu jenis ikan arwana unggulan adalah Arwana Super Red. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Ikan Arwana atau Arowana jenis asia (Scleropages formosus), umumnya berwarna keperak-perakan. Ikan ini menjadi favorit bagi para hobbiis ikan hias nasional. Ikan ini memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan.
Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari mitologi Tionghoa. Arwana menjadi favorit bagi banyak orang karena besar dan warna sisiknya yang menawan.
Konon memelihara ikan arwana juga bisa membawa hokky. Hal inilah yang menyebabkan harga ikan arwana di pasaran selalu tinggi dan stabil. Tidak seperti ikan-ikan hias jenis lain yang harganya naik turun.
Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh IUCN, tahun 2004. Jumlah spesies ini yang menurun sebab seringnya diperdagangkan dengan harga tinggi sebagai ikan hias akuarium, terutama oleh masyarakat Asia.
Arwana Asia adalah spesies asli sungai-sungai di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Ada empat varietas warna yang terdapat di lokasi:
* Hijau, ditemukan di Indonesia, Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia
* Emas dengan ekor merah, ditemukan di Indonesia
* Silver, ditemukan di Malaysia
* Merah, ditemukan di Indonesia
Arwana termasuk famili ikan karuhun”, Yaitu Osteoglasidae atau famili ikan “bony-tongue” (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti : Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana atau Arowana, tergantung dari tempatnya.
Arwana yang beredar sekarang, dipastikan merupakan hasil dari Budidaya Ikan Arwana yang dilakukan para pengusaha pembibitan yang sudah teruji mutu dan kualitas gennya. Untuk anda para hobbiis Ikan Arwana anda harus lebih berhati- hati dalam pemeliharaan.
Ikan arwana meskipun termasuk ikan yang kuat dalam bertahan hidup di alam liar, namun sangat lemah kalau berada dalam aquarium. Pertama-tama, saat anda memiliki ikan arwana adalah memperhatikan akuarium itu sendiri.
Akuarium ikan Arwana harus memiliki supply udara yang cukup, dimana aerator harus mampu mensuply udara dengan jumlah yang cukup, karena oksigen sangat berpengaruh tehadap kelangsungan hidup ikan ini.
Ikan Arwana merupakan ikan yang berasal dari daerah subtropis dan tropis, hingga ikan Arwana banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia, Birma, Vietnam, dan Thailand. Habitatnya adalah sungai-sungai besar dengan arus yang cukup deras. Arwana yang ditangkap liar, sekarang sudah sangat jarang sekali. Jumlah ikan Arwarna di habitatnya yang menurun drastis, apalagi akibat banyaknya polusi air seperti sekarang.
Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan stream line, dengan gerakan renang sangat anggun. Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan. Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh bentuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segalajenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bebas bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting yang tinggi 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup dengan baik.
Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad. Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan eksploitasi di alam dibatasi. CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan tertinggi. Potensi pertumbuhan arwana cukup besar, terutama dengan memberi pakan berkadar protein tinggi. Dalam akuarium ikan Arwana bisa mencapai pan-jang 60 cm. Tetapi di alam bisa mencapai panjang lebih dari 90 cm. Jenis arwana asal Amerika Selatan dapat tumbuh hingga 270 cm.
PEMELIHARAAN ARWANA
1. Parameter Air.
Arwana tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Tetapi sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar amonia, nitrit dan nitrat.
2. Keasaman (pH).
Arwana dapat hidup pada rentang pH cukup lebar. Namun disarankan agar arwana dipelihara sesuai dengan kondisi habitat aslinya di alam, yaitu pada rentang pH netral sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).
3. Kesadahan.
Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu direkomendasikan untuk memeliharanya pada rentang kesadahan ini (GH 8°). Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.
4. Temperatur.
Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada rentang suhu 26–30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu secara mendadak. Perubahan suhu secara mendadak dapat menyebabkan ikan mengalami shock, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.
5. Pencahayaan.
Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari atau beberapa jam setiap minggu, untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara arwana :
a. Pemeliharaan Arwana Dalam Kolam
Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2. Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam tanah. Ikan Arwana menyukai air yang jernih dan volumenya cukup. Rata - rata kedalaman air kolam ikan arwana antara 1,5 meter hingga 2 meter. Untuk menentukan lokasi kolam perlu mempertimbangkan :
- Tanah, Jenis tanah yang baik adalah tanah nat berlempung yang dapat menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
- Topografi, Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal 1%.
- Air, Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas perlu diperhatikan.
Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
· Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak
· Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang
· Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2
· Pengisian air setinggi 100 – 200 cm
Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.
b. Pemeliharaan Arwana Dalam Akuarium
Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang. Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka.
Manipulasi pencahayaan, sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa, sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan dapat dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun, akibat banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang menggunakan sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada kaca.
Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat melakukan penggantian air. Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok. Penggunaan pakan hidup ini perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan agar arwana mau memakannya.
Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
a. Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen
Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5dan suhu 27-29 C. Gunakan juga filter yang mampu menyaring kotoran ikanRed Arowana & Arowana Red supaya kondisi air selalu bersih dari kotoran dan berkembangnya lumut. Dalam I minggu satu kali sebaiknya mengganti airnya supaya selalu baru dan bersih. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. IkanArwana Red termasuk dalam kategori ikan Karnivora. Makanan Ikan Arowana yang bisa diberikan adalah kelabang, kodok kecil, jangkrik, kadal, udang , kecoa. Namun sebaiknya makanan tersebut di rotasi satu dengan yang lain supaya ikan Arwana Red tidak bosan. Atau pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60 cm. Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ovum besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun. Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok dari-pada betina.
Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlang-sung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh saling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telur di mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.
Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil.
Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis, sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling berkelahi. Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana. Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah, gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip robek dan patah.
Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacat dan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yang bisa memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan.
Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan agar tidak dapat berontak, namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan arwana antar akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana tidak dapat berontak.
Persiapan Pre-anestesi : Puasakan arwana selama 1-2 hari. Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka · semakin lama waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan kotoran.
· Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
· Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup insang.
Alat dan bahan :
- Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.
- Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
- Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
- Bahan : Aquadine” cair
a. Prosedur Pelaksanaan :
Tehnik Anestesi
- Tangkap arwana dalam akuarium dengan kantong plastik dengan lembut.
- Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
- Bila sudah terlihat tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.
- Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
- Jaga arwana selalu tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.
- Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak. Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak banyak bergerak. Karena bagian tubuhnya yang berat ada di bagian atas, maka arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan insang yang menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
- Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu lama di luar air bisa kembung.
- Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.
- Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping :
- Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
- Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang tua dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang nungging.
- Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah kucuran air.
Referensi
- Dewi, A.P. 2008. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Corydoras Aeneus. Skripsi. Teknologi dan Manajemen Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 29 hal.
- Gufron, M. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Bina Adiaksara dan Rineka Cipta. Jakarta. 194 hal.
- Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
- Machmud dan E. P. Bambang. 2003. 57 Permasalahan Arwana dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta.
- Momon dan Hartono, 2002. Pembenihan Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta. Mukti, A. T., M. Arief, dan W, Hastuti. 2010. Dasar-Dasar Akuakultur Universitas Airlangga. Surabaya. hal 7.