Scleropages spp - Morfologi dan Klasifikasi

 
Ikan arwarna yang memiliki nama latin Scleropages formosus merupakan salah satu jenis ikan air tawar hias yang sangat digemari oleh masyarakat dikarenakan bentuk dan warnanya yang indah. Arwarna merupakan ikan air tawar purba yang tersebar di seluruh dunia mulai dari Afrika, Asia Tenggara, Australia dan Amerika Selatan.
Indonesia mempunyai cukup banyak jenis ikan hias di seluruh perairan alam. Salah satu jenis ikan yang cukup banyak digemari adalah ikan arwana atau siluk (Scleropages spp). Ikan arwana dikenal juga dengan nama lain seperti Siluk, Kayangan Naga, Tangklesa, dan Kelesa. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Asian Bonitongue atau Asian Arawana.

Bentuk dan penampilan Arwana termasuk cantik dan unik. tubuhnya panjang, ramping, (stream line), dengan gerakan renang yang sangat Anggun. Arwana merupakan ikan yang cukup kuat yang dapat hidup sampai setengah abad. Ikan ini juga dipercaya akan mendatangkan keberuntungan atau hoki jika memeliharanya khususnya bagi keturunan Tionghoa (Cina).

Habitat anak ikan di alam selalu berada di tipe habitat air tenang, dan kadang bervegetasi setelah dewasa ikan akan berada di air dalam dan berarus. Warna super red menjadi penghuni perairan gambut dengan pH rendah kisaran 4 sampai 5, Biasanya berupa hutan Rawa gambut.

Ikan ini umumnya secara morfologi bertumbuh dengan permukaan punggung yang datar yang berarti bisa hidup di permukaan air menyenangi perairan yang airnya berarus pelan, seperti danau dan Rawa. dengan banyak ditumbuhi vegetasi air hidup di air tawar minimal temperatur dari sekitar 15o Celcius, hidup soliter, berperilaku memiliki wilayah teritorial. Arwana termasuk ikan yang mencari makan di permukaan air, jenis pakan alami berupa serangga ikan berukuran kecil, crustacea dan beberapa material tanaman (Allen., 2002).

Di habitat asalnya Arwana sangat menyukai pakan hidup. Beberapa jenis pakan favorit Arwana antara lain aneka ikan kecil yang masih hidup seperti ikan guppy, ikan mas kecil, molly, dan plati koral. Selain jenis ikan-ikanan, arwana juga menyukai pakan seperti kalabang, kadal, jangkrik, cacing, udang dan kodok kecil. Arwana tidak terlalu menyukai berganti-ganti jenis pakan, terutama arwana yang dipelihara di rumah. selain itu arwana menyukai pakan alami yang segar atau pakan hidup dibandingkan pakan yang mati.

Ikan arwana bereproduksi dengan sangat terbatas. Waktu biasa mengadakan aktivitas mijah (spawning) tergantung keadaan air suhu permukaan. Suhu untuk memijah pada temperatur permukaan air mendekati 30o Celcius, terjadi di musim kemarau. Biasanya jatuh di bulan September sampai dengan awal November (Allen, 1991). Masa mengeram di habitat aslinya adalah sekitar bulan Oktober sampai dengan Februari (Thakrawidjaja., 2001). Siklus reproduksi yang lama dan eksploitasi yang tidak berkelanjutan menyebabkan populasi ikan menurun sementara kualitas habitatnya telah banyak berubah. Keindahan, keunikan dan terbatasnya ikan arwana tersebut, menjadikannya sebagai komoditas bernilai jual tinggi.


Morfologi
Arwana digolongkan dalam famili ikan "Karuhun" yaitu Osteoglasidse atau family ikan "Boni tongue" (lidah bertulang), karena sebagian dasar mulutnya merupakan tulang yang berfungsi sebagai gigi titik Arwana memiliki berbagai julukan seperti ikan naga (dragon Fish), Barramundi, Sarratoga, Pla Tapad, Kalesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya. 

Ikan arwana memanjang dengan potongan melintang sangat pipih ke samping titik bagian depannya cukup melebar dan meruncing dan pipih arah ke belakang titik panjang sirip punggung dan sirip dubur lebih dari Separuh panjang badannya. ujung kedua sirip meruncing sehingga sepintas sirip punggung dan sirip dubur menyatu dengan sirip ekor. sirip perut terletak jauh di belakang sedikit di depan sirip dubur sedang sirip dada terletak di depan, sedikit ke belakang dari bawah tutup insang. Di ujung mulut ada rahang bawah terdapat sepasang sungut yang panjang sejajar ke depan.


Ikan arwana memiliki bentuk kepala yang besar dan padat. Bentuk tubuhnya pipih dengan punggung datar. Sisik pada badan besar dan keras, sedangkan kepala tidak bersisik. Giginya bertipe canine yang berjumlah 15-17. Sebagaimana ikan yang berasal dari Osteichtyes, arwana juga dilengkapi dengan tutup operculum. Letak sirip punggung hampir sejajar dengan pangkal ekor. Sirip dada panjang dan meruncing, bersisik besar mempunyai 2 sungut lunak pada ujung.



Taksonomi
Kingdom : Animalia; Filum : Chordata; Kelas : Pisces; Ordo : Malacoptergyii; Genus : Scleropages; Spesies : Scleropages formosus

Jenis
Terdapat 10 jenis Arwarna telah berhasil dideskripsikan oleh para ahli Taksonomi 1 spesies tersebar luas di Afrika tropis, 4 spesies dari Asia Tenggara, 2 spesies dari Australia Utara dan 3 spesies dari Amerika Selatan. Adapun ke-sepuluh spesies Arwana tersebut adalah:

Subfamilia Heterotidinae (Arwarna tanpa sungut)
  1. Arwarna Afrika/African Arowana (Heterotis niloticus) (Cuvier, 1829)
  2. Arwarna Pirarucu/Arapania (Arapania gigas) (Cuvier, 1829)
Subfamilia OSteoglossinae (Arwarna bersungut)
  1. Arwarna Perak/Silver Arowana (Osteoglossum bicirrhosum) (Cuvier, 1829)
  2. Arwarna Hitam/Black Arowana (Osteoglossum ferreirai) (Kanazawa, 1966)
  3. Arwarna Hijau/Green Arowana (Scleropages formosus) (Schlegel & Müller, 1844)
  4. Arwana Emas/Red Tail Golden/Indonesian Golden Arowana (Scleropages aureus) (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
  5. Arwana Perak Indonesia/Indonesian Silver Arowana (Scleropages macrocephalus) (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
  6. Arwana Merah/Super Red Arowana (Scleropages legendrei) (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
  7. Arwana Papua/Red Saratoga/Northern Spotted Baramundi (Scleropages jardinii)(Saville-Kent, 1892)
  8. Arwana Australia/Silver Saratoga/Southern Spotted Barramundi (Scleropages leichardti)(Günther, 1864)
Biologi dan Reproduksi Arwana
Pada beberapa literatur dikatakan bahwa Arwana (Scleropages spp.) selama ini data biologi reproduksinya sangat terbatas (Larson dan Martin, 1990; Allen, 1991; Tjakrawidjaja, 1999; Tjakrawidjaja dan Haryono, 2001). Namun demikian ada beberapa informasi penting berupa aspek biologi reproduksi yang telah diketahui melalui penelitian pendahuluan, diantaranya nisbah kelamin atau sex-ratio jantan-betina arwana 1:1 (Tjakrawidjaja dkk, 2001).

Proses pemijahan diawali dengan perilaku berpasangan jantan-betina, pasangan tersebut sering bercumbu dengan membentuk gerakan berputar membentuk lingkaran, kawin untuk pembuahan eksternal dilakukan dengan perilaku jantan mengejar betina. Keduanya menukik ke bawah, betina mengeluarkan telur dan jantan membuahinya dengan menyemburkan sperma kepada telur tersebut dan kemudian jantan memungut telur yang telah dibuahi ke dalam mulutnya. Pada tahap ini mulailah proses pengeraman telur dan larvanya disimpan dalam mulut induk jantan. Perkawinan terjadi di bulan kemarau (sekitar Agustus – Oktober) sehingga pada awal musim hujan anak ikan telah mencapai umur 2 bulan dan telah lepas telur (tidak beryolk suck). Anakan yang telah lepas telur dikeluarkan dari mulut induk dan diasuh pada habitat yang bervegetasi air.

Ikan Arwana merupakan ikan tawar bersifat Parental care dimana induk memelihara anaknya di dalam mulut (mouth breeding) sampai anak-anak mencapai ukuran panjang kira-kira 6 cm. Jenis kelamin induk yang mengerami telur tersebut belum diketahui dengan pasti. Arwana Kalimatan (S. formosus) kemungkinan pengeramnya adalah jantan tetapi dimungkinkan pula betina (Anonim, 1987) dan begitu pula untuk Arwana Irian juga belum diketahui. Aktivitas pemijahan (spawning) tergantung pada keadaan suhu air permukaan dan biasanya jatuh pada bulan September sampai awal November (Allen, 1991). Masa mengeram di habitat aslinya sekitar bulan Oktober s/d Februari (Tjakrawidjaja dan Haryono, 2001).

Makanan anakan ikan dimulai dengan udang-udangan berukuran kecil. Sebelum yolk suck diserap, anakan Arwana telah berukuran antara 2-3 cm. Anakan Arwana tidak lagi tergantung induk betinanya setelah berukuran 3,5-4,0 cm, anakan ikan dapat tumbuh sampai sekitar 10 cm (panjang standarnya) setelah menginjak umur 3 bulan (Allen, 1991). Ikan dewasa biasa memakan pakan berukuran lebih besar, seperti katak, serangga, ikan, dan udang.

Ikan ini cenderung berada di dasar air pada siang hari tetapi muncul ke permukaan air untuk makan pada sore atau malam hari (nocturnal).

Regulasi Perlindungan 
Seiring dengan tingginya permintaan komoditi arwana, populasi pun terancam. Menurunnya populasi arwana, menjadikannya termasuk spesies yang dilindungi. Adapun regulasi yang terkait dengan perlindungan arwana, yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Keputusan Menteri tersebut menetapkan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi termasuk di dalamnya ikan arwana (Scleropages formosus / Siluk Kalimantan dan Scleropages jardinii / Siluk Irian). Kegiatan pengawetan dan pemanfaatan satwa dilindungi dilakukan pengawasan dan pembinaan oleh Menteri.

Sedangkan ditingkat internasional, populasi ikan arwana (Scleropages formosus) masuk ke dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna dan Flora) Appendix I di tahun 1995 sampai sekarang. Negara yang menjadi anggota CITES mempunyai kewajiban untuk menerapkan ketentuan-ketentuan CITES dibidang pengendalian peredaran jenis baik keluar maupun masuk negara yang bersangkutan. Sejak tahun 1978 Indonesia sudah meratifikasi ketentuan CITES, ini berarti semua specimen satwa liar dan tumbuhan langka yang keluar dan masuk wilayah RI harus diliput oleh dokumen yang diterbitkan oleh otorita pengelola yang ditunjuk. Saat ini otoritas pengelola (Management Authority) CITES berada di Ditjen PHKA, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sejak 24 Juli 2020 pengelolaan ikan arwana ini sudah dialihkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai otoritas pengelola (Management Authority).

Populasi ikan arwana sangat terbatas sehingga dimasukkan ke dalam Appendix CITES 1 yang termasuk kategori ikan yang dilindungi. Ada 2 jenis arwana yang berhabitat asli Indonesia yang sekaligus mewakili dua benua atau secara Zoogeografi mewakili dua paparan, yaitu jenis arwana yang mewakili Asia (Paparan Sunda) adalah Arwana Kalimantan (Scleropages formus). Daerah sebarannya di Indonesia adalah Kalimantan dan Sumatera di Asia ada di Malaysia. Sedangkan satu lagi mewakili Australia (Paparan Australian), yaitu jenis ikan siluk Irian (Scleropages jardinii). Daerah sebarannya di Indonesia hanya ada di Kabupaten Merauke, Pulau Papua, dan di Australia ada di Australia bagian utara.

Distribusi ikan arwana super red khususnya hanya terdapat di perairan air tawar berupa gambut di wilayah kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. khusus ikan arwana super red karena sebaran habitat aslinya di tempat lain tidak pernah ada, maka bisa dikategorikan jenis stren endemik.

Data Perdagangan 
Selain data tentang pelaku usaha ikan arwana, didapatkan juga data perdagangan ikan arwana tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 dari SKIPM/BKIPM di wilayah Sulawesi. berdasarkan informasi yang diperoleh dari BKIPM Manado diketahui bahwa data perdagangan ikan arwana di wilayah Sulawesi Utara tahun 2018 sebanyak 3 ekor. Jumlah perdagangan arwana di Tahun 2019 meningkat menjadi 11 ekor, sedangkan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 1 ekor.

Berdasarkan data perdagangan ikan arwana dari BKIPM Kendari dan SKIPM Baubau, diketahui bahwa di wilayah Sulawesi Tenggara terdapat pemanfaatan komoditi arwana. Pada tahun 2016 terjadi lalulintas perdagangan arwana sebanyak 115 ekor, tahun 2017 sebanyak 38 ekor, tahun 2018 sebanyak 152 ekor, tahun 2019 sebanyak 469 ekor dan di tahun 2020 sebanyak 173 ekor.

Di wilayah Sulawesi Selatan didapatkan data perdagangan ikan arwana dari BKIPM Makassar hanya tahun 2019. Dari data tersebut, diketahui bahwa terjadi perdagangan ikan arwana sebanyak 25 ekor. Berdasarkan data dari BKIPM Palu dan SKIPM Luwuk-Banggai dari tahun 2016 sampai 2020, tidak ditemukan adanya pengusaha yang melakukan pemanfaatan komiditi arwana. Sedangkan data perdagangan ikan arwana untuk wilayah Provinisi Gorontalo hingga saat ini masih belum ada data. 

Perlindungan
Dalam dunia internasional Scleropages formosus dikategorikan sebagai jenis satwa terancam punah oleh International Union for the Concervation of Nature and Natural Resources (IUCN). Seluruh jenis perdagangan yang bersumber langsung dari alam atau habitat aslinya dilarang berdasarkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) dan tergolong dalam Appendix I. Arwana juga dilindungi menurut Permen LHK No.106 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Liingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi : Status Dilindungi.


Referensi
  1. Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Pedoman Pemanfaatan Arwana (Scleropages spp) Hasil Pengembangbiakan. Jakarta : Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan
  2. Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Pedoman Rehabilitasi Arwana Super Red (Scleropages formosus). Jakarta: Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan


Artikel Terkait

Previous
Next Post »